“Bantal dede…!”

2013-08-19 10.01.41

Awalnya mau ngelanjut nulis sinopsis, tapi… mendengar tangisan Mikail, ada sesuatu yang ingin saya tulis dulu.

Mikail, anak saya ini, sejak lahir jarang sekali bertemu ayahnya. Biasanya sebulan sekali. Belakangan setelah ayahnya pindah kerja ke Cipanas, lumayan jadi seminggu sekali. Dan entah karena itu atau bukan, kalau ada ayah di rumah, setiap malam pasti rewel. Rewelnya apa coba?

“Bantal dede….! Guling dede….! Bantal ibu…! Guling ibu…!”

Mikail marah kalau bantal dan guling yang ada dikamar dipake ayah untuk tidur. Kasihan ayah, tapi mau gimana lagi, pastinya ngalah dong. Ayah tidur gak pake bantal, atau kalau Mikail udah tidur, baru deh pake bantal.

Tapi anehnya, kalau Mikail kebangun tengah malam, dia pasti inget sama bantal dan gulingnya itu. Marah-marah lagi lah dia. Terkadang bisa di kasih pengertian, “Ayahnya kasih pinjem bantal ibu ya?” Dia memperbolehkan, tapi seringnya sih menolak.

Saya bingung, ini memang karena jarang tidur sama ayahnya, atau karena saya yang mengajarkan “kepemilikan” sama Mikail. Dari kecil saya memang sudah mengajarkan mana yang milik dia dan mana yang bukan. Saya termasuk orang yang tidak suka barang milik saya dipakai tanpa ijin, dan saya tidak berani memakai atau meminjam barang orang lain tanpa ijin. Saya ingin menerapkan hal itu juga sama Mikail. Dengan maksud dia tidak akan mengambil barang milik orang lain tanpa ijin. Tapi, kenapa malah jadi seperti itu ya? Tapi, untuk berbagi barang lain atau makanan, dia tidak seperti itu sama ayahnya atau yang lain. Tapi kalau urusan bantal dan guling… hmmmph, seperti itulah.

Semoga semakin besar dia bisa mengerti ya..

0 comments:

Post a Comment