Hari ke-5 di Trayeman

Yup. Trayeman. Trayeman itu nama desa di Kecamatan Slawi, Tegal Jawa Tengah. Sudah lima hari ini kamu sekeluarga hijrah kesini. Entah untuk selamanya atau tidak, yang pasto sementara memang akan lama tinggal di kampung halaman si ayah ini.

Hari ini hari ke-5. Dan ada dua kejadian tak biasa yang terjadi pada Mika.

Pertama. Mika ilang! Tadi sore, Mika hilang dari pandangan dalam sekejab dari teras rumah. Dia jalan ke depan ke samping, ke dalam dan keluar rumah nyari sepupu ayahnya (berarti tantenya Mika) yang sembunyi.

Tiba-tiba pas dipanggil sama aku, tidak ada sahutan. Cari ke rumah tantenya itu juga gak ada. Liat ke ujung jalan kanan kiri, gak ada juga. Mulai ketar ketir, takutnya di jalan jauh sendirian nyari tantenya itu. Syukur-syukur memang jalan sama tantenya itu.

Dicarilah sama eyangnya ke jalan raya, dan...ketemu! Dia lagi ikut beli bubur sumsum sama tantenya itu. Ya ampun...pengen marah juga gak bisa. Akhirnya hanya bilang dan kasih pengertian sama Mika kalau mau main harus bilang Ibu. Tak lupa ngasih tau tantenya juga kalau mau ngajak main jauh dari rumah, harus kasih tahu dulu.

Fiuh.. Lega..

Btw, tantenya ini kembar, kelas 6 SD. Namanya Arum dan Ambar. Dan Mika gak bisa bedain. Karena pertama kali ketemu sama Arum, jadi dia panggil dua-duanya dengan nama Arum. Sudah dikasih tau, tetap saja manggil Ambar juga dengan nama Arum.

Kedua. Mika seperti biasa ikut shalat Magrib ke Mushola. Pas lagi berangkat, di perjalanan listrik mati. Shalat sudah dimulai, setelah jalan satu rakaat, listriknya nyala lagi. Mika kan ikut berdiri di syaf perempuan sama aku, pas sebelahan sama syaf laki-laki tapi dipisah sekat. Nah, di bagian paling depan kan masih nyambung ke syaf laki-laki. Mika yang udah seneng ikut shalawatan di mesjid pake mic sejak ikut ngaji sama Ema di Bogor, ambil mic yang tergeletak di sajadah.

Dia tes suara, "haloww". Nyala. Trus pas semuanya "Amin", dia ikutan bilang "Amin" di mic.
Ku pikir sudah segitu aja, eh taunya dia shalawatan sendiri pake mic, disaat Imam mimpin shalat dan semunya shalat. Ya Allah, ampunilah hamba yang shalatnya jadi gak khusyu gara-gara Mikail. Aku nahan tawa! Pengen batalin shalat, tapi nanggung. Akhirnya, karena Mika pasti gak berhenti kalau gak dihentikan, dan jika tidak.dihentikan bisa membuat seisi Mushola tidak khusyu, jadi akhirnya dengan terpaksa saat mau sujud aku colek Mika. Mika pun terduduk diam sampai satu setengah rakaat itu selesai.

Selesai shalat, langsung aku rangkul Mika dan kasih pengertian kalau yang dia lakukan tadi salah. Boleh shalawatan pake mic saat sebelum shalat. Kalau lagi shalat tidak boleh, dan Mika harus belajar ikut shalat.

Dan..si bapak yang bertanggung jawab dengan mic itu langsung menyimpan mic ke ruangan disamping tempat Imam sambil.cemberut.

Kayaknya, itu mic habis dipakai. Pas listrik mati, powernya masih on dan lupa di off sama bapak itu. Hingga akhirnya pas listrik nyala, mic itu masih on. Dan bergemalah suara Mika di speaker. Eyang putri yang shalat di rumah aja dengar suara Mika di mic tadi.

Bingung juga, itu salah siapa. Mika yang gak tahu aturan atau bapak itu yang khilaf belum meng-off. Tapi, karena Mika masih kecil, berarti salah bapaknya, hehe..

Sekarang, Mika nya sudah terlelap. Begitulah cerita di hari ke-5 ini. ^^

1 comments:

  1. mbk mumu. blog yang berbagi sinopsis kok gak bisa dbuka ya? hrus pke undangan ya sekrg? bole mnya undngnnya gak mbk??

    ReplyDelete